Jika kita melihat banjir di Jakarta masih saja terjadi dan sudah menggenangi beberapa wilayah di jakarta namun pastinya ada beberapa perbedaan dari gubernur jakarta yg sekarang dan yang dulu.
Dianataranya adalah Titik Banjir yg menurun
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta
menyatakan titik banjir di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
menurun. Titik banjir saat ini 35
titik, sementara sebelum kepemimpinan Joko Widodo, titik banjir di Jakarta
sebanyak 75 titik. Kemudian memasuki era kepemimpinan Fauzi Bowo atau Foke,
titik banjir berkurang menjadi 62 titik.
Menanggapi fakta itu, pengamat politik AriJunaedi menyatakan hal itu
membuktikan tak benarnya statemen sejumlah politisi pendukung pemerintah yang
memojokkan Jokowi-Ahok akibat banjir. Misalnya Ruhut Sitompul atau sejumlah
Politisi Hanura yang terus "menghantam" Jokowi. Ruhut bahkan menyebut
cara "blusukan" Jokowi ternyata tidak bermanfaat untuk
penanggulangan banjir di Ibukota.
Ari
menyatakan gaya permainan kata-kata yang dilontarkan para politisi seperti
Ruhut Sitompul dalam mensikapi banjir di Jakarta tidak lebih dari kedangkalan
pola berpikir dan analisa politisi yang tidak mau belajar.
Seharusnya, politisi yang cerdas,
sebelum melontarkan pendapat di depan, publik harus berpijak pada data dan
fakta di lapangan, bukan karena faktor ketidaksukaan apalagi karena dendam politik.
"Sudah
jelas titik-titik banjir berkurang, kenapa juga Jokowi yang disalahkan,"
kata Ari di Jakarta, Selasa (14/1).
Melihat
kesungguhan bekerja yang ditunjukkan Jokowi-Ahok, kata Ari, semestinya dipahami
oleh politisi sekelas Ruhut.
"Mungkin Ruhut lupa atau
pura-pura lupa dengan prestasi Foke selama ini, yang tidak layak untuk
dikenang," ujarnya.
Menurut
pengajar Program S2 dan S1 UI itu, pejabat semacam Jokowi - Ahok semestinya
harus didukung bukan malah dihujat. Dia menekankan, sebaiknya dilihat kesungguhan
dan konsistensi Jokowi-Ahok dalam memperjuangkan warga Ibukota.
Seharusnya
juga dipahami bahwa membebaskan banjir di Ibukota tidak semudah membalikkan
tangan. Membebaskan banjir berarti memindahkan warga dari daerah rawan banjir.
"Memindahkan
tempat tinggal berarti menyediakan rumah susun. Membangun rumah susun berarti
membebaskan lahan. Semuanya butuh waktu. Andaikan Jakarta dipimpin 1000 orang
seperti Ruhut pun, banjir di Jakarta tidak akan bisa diatasi. Beri waktu Jokowi
- Ahok untuk membenahi Jakarta yang selama ini kadung acak-acakan di era
pemerintahan sebelum Jokowi," kata dia.
00.50 |
Category: |
0
komentar
Comments (0)