http://images.detik.com/content/2014/07/21/398/coblosanbenhildalam.jpgIlustrasi (detikfoto)
Jakarta - Serbuan peretas yang menyasar ke situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) terjadi setiap hari. Tentu ada kekhawatiran jika dedemit maya bakal mengubah hasil suara pilpres yang ada di situs KPU.

Kekhawatiran ini ternyata dimentahkan oleh salah satu relawan tim IT KPU M. Salahuddien. Menurut praktisi IT yang biasa disapa Didin Pataka itu, tim IT KPU sudah memikirkan langkah antisipas ancaman model ini.

Caranya adalah, KPU tidak melakukan rekapitulasi online. Jadi cukup menampilkan materi image form C1 yang sudah diberi kata sandi di situs KPU.

"Jadi kami hanya menampilkan data mentah yang tidak bisa diubah. Kalau ada yang berusaha mengubahnya seperti pakai Photoshop itu akan ketahuan, karena setiap image ada secret key dan watermark. Jadi (kami) gak khawatir kalau dipalsukan," tegas Didin saat berbincang dengan detikINET.

"Seperti form C1, itu bentuknya image. Untungnya KPU mengikuti saran tim IT, gak perlu melakukan rekapitulasi online/elektronik," lanjutnya.

Lantaran KPU tidak melakukan rekapitulasi terhadap data-data elektronik tersebut maka hal ini bisa meminimalisir kemungkinan aksi manipulasi. Sebab jika ada data Pilpres yang 'kembar' dengan hasil berbeda, maka berdasarkan sumber data yang sama (form C1) tinggal dikroscek saja.

"Setelah dikroscek, salah satu data pasti salah," kata Didin, optimistis.

Sebelumnya, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Internet Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) ini juga mengungkapkan bahwa sistem yang menaungi situs KPU dan back-end IT KPU itu terpisah.

Jadi proses pengiriman, penerimaan dan penyimpanan data hasil perhitungan suara itu tak akan berpengaruh dengan tak bisa diaksesnya situs yang beralamat di www.kpu.go.id tersebut.

Comments (0)