Salah satu pojok GraPARI Digilife (ash/inet)
Bandung - Ibarat kereta api, Telkomsel kini tengah berpacu untuk dapat membawa 136 juta pelanggannya untuk sampai ke kalangan masyarakat digital (digital society).
Inilah misi yang tengah diembang oleh Dirut Telkomsel Alex J. Sinaga. "Telkomsel kini menuju sebagai digital company dan ingin menjadi lokomotif untuk membawa masyarakat Indonesia menjadi digital society," ungkapnya di sela peresmian GraPARI Digilife di Dago, Bandung.
Alex menyebut jika masyarakat digital itu borderless alias tak bisa dibatasi dengan jarak. Artinya, di mana pun Anda berada selama kreatif maka tak lagi menjadi soal. Sudah ada broadband untuk menyambungkan jarak yang jauh ini.
Telkomsel sendiri pada tahun 2014 ini punya ambisi untuk membangun 20 digital valley sebagai pondasi kreativitas digital. Ini semacam laboratorium para penggiat industri kreatif digital untuk kemudian nantinya dapat dikomersilkan.
"Pertama ada Bandung Digital Valley. Kemudian Jogja yang memang kepala daerahnya sangat mendukung untuk industri kreatif ini. Lalu ada Toba Digital Valley, dan masih ada 17 lagi yang akan cari kantong-kantong wilayah yang memang punya kreativitas tinggi," lanjut Alex.
Telkomsel pun tak hanya ingin menjadi 'lokomotif' yang berlari kencang lewat penyediaan jaringan internet broadband bagi para pelaku industri kreativi digital. Namun juga turut menyiapkan 'gerbong-gerbong' yang dapat mengangkut berbagai aplikasi dan layanan digital untuk disodorkan ke para pelanggan.
Ilustrasi (detikfoto)
Jakarta - Serbuan peretas yang menyasar ke situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) terjadi setiap hari. Tentu ada kekhawatiran jika dedemit maya bakal mengubah hasil suara pilpres yang ada di situs KPU.
Kekhawatiran ini ternyata dimentahkan oleh salah satu relawan tim IT KPU M. Salahuddien. Menurut praktisi IT yang biasa disapa Didin Pataka itu, tim IT KPU sudah memikirkan langkah antisipas ancaman model ini.
Caranya adalah, KPU tidak melakukan rekapitulasi online. Jadi cukup menampilkan materi image form C1 yang sudah diberi kata sandi di situs KPU.
"Jadi kami hanya menampilkan data mentah yang tidak bisa diubah. Kalau ada yang berusaha mengubahnya seperti pakai Photoshop itu akan ketahuan, karena setiap image ada secret key dan watermark. Jadi (kami) gak khawatir kalau dipalsukan," tegas Didin saat berbincang dengan detikINET.
"Seperti form C1, itu bentuknya image. Untungnya KPU mengikuti saran tim IT, gak perlu melakukan rekapitulasi online/elektronik," lanjutnya.
Lantaran KPU tidak melakukan rekapitulasi terhadap data-data elektronik tersebut maka hal ini bisa meminimalisir kemungkinan aksi manipulasi. Sebab jika ada data Pilpres yang 'kembar' dengan hasil berbeda, maka berdasarkan sumber data yang sama (form C1) tinggal dikroscek saja.
"Setelah dikroscek, salah satu data pasti salah," kata Didin, optimistis.
Sebelumnya, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Internet Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (Id-SIRTII) ini juga mengungkapkan bahwa sistem yang menaungi situs KPU dan back-end IT KPU itu terpisah.
Jadi proses pengiriman, penerimaan dan penyimpanan data hasil perhitungan suara itu tak akan berpengaruh dengan tak bisa diaksesnya situs yang beralamat di www.kpu.go.id tersebut.
Jakarta - Paten yang baru saja didaftarkan Microsoft membuktikan niatannya untuk mengembangkan kacamata pintar. Menariknya, wearable gadget itu juga akan memiliki kemampuan mengenali barang-barang di sekitarnya, termasuk memperingatkan pengguna akan potensi bahayanya.
Dalam patennya, Microsoft melabelinya dengan sebutan Wearable Behavior-Based Vision System. Tak sekadar kacamata pintar, perangkat ini juga memiliki kemampuan augmented-reality. Informasi lainnya mengatakan kacamata pintar ini juga dapat mengenali objek di sekitarnya seperti misalnya sebuah mobil yang melintas.
Kerennya lagi, tak cuma mengenalinya, kacamata pintar ini bahkan juga bisa memprediksi arah laju mobil tersebut, dan memperingatkan pengguna bila arah mobil tersebut membahayakan keselamatannya.
Kelebihan lain yang dimiliki adalah kemampuannya menggabungkan tampilan augmented-reality dan tampilan nyata dihadapan pengguna dalam satu pandangan.
Seperti detikINET kutip Phone Arena, Selasa (22/7/2014), berkat kemampuan ini pengguna dapat memainkan game berbasis augmented-reality, namun dengan tetap mengetahui keadaan di sekitarnya.
Banyak Faktor yang membuat calon presiden terpilih tahun 2014 ini menang atau kalah
dari sekian banyak faktor sedikit saya akan memberitahukan beberapa faktor yang menyebabkan calon presiden ada yang menang dan kalah berikut faktor-faktornya :
faktor kalah :
1. kurangnya suara pemilih pada saat pemilu
2. adanya Money politic
3. Banyaknya Kampanye hitam
Faktor menang:
1. Banyaknya yang memilih calon pemimpinya
2. Masing-Masing partai sudah memiliki basisnya masing- masing sehingga basis yang paling besar yang menentukan.
19.43 |
Category: |
Dalam tahun 2014 ini atau dikenal dengan taun pemilu kita sudah mengenal masing- masing calon presiden dan tentu dari mereka memiliki keunggulan dan kekurangan masing- masing, maka dari itu saya akan sedikit membeberkan kriteria presidenku.
Pertama Seorang presiden tentu harus memiliki kemampuan berpikir yang baik tidak cepat mengambil keputusan yang sepihak harus didasarkan dengan pemikiran yang matang dan musyawarah dengan para menteri dan dpr.
Kedua tentu seorang presiden harus berani mengambil keputusan dan kebijkasanaan yang bisa mengundang pro dan kontra, hal itu wajar karena jika tidak begitu maka negara kita tidak akan pernah mengalami perubahan yang baik.
Ketiga Pemimpin tentu harus tegas dalam segala sesuatunya karena dengan ketegasan tentu peraturan yang ada bakal dijalankan dengan baik dan roda pemerintahan bisa sesuai dengan yang kita inginkan.
Keempat yang paling penting adalah pemimpin harus jujur, bersih, dan merakyat karena semua orang berawal dari rakyat, dengan kejujuran semua tindakan bisa diselesaikan dengan baik dan tenang.
Demikian kriteria prseiden ku tidak semua presiden ada dengan kriteria yang saya inginkan namun, semua orang masih dalam proses belajar dan dalam prosesnya kita bisa mengambil pelajaran itu semua.
Sebuah inovasi baru dari Google yakni mobile tanpa awak atau Google Self-Driving Cars telah diujicobakan menyusuri jalan raya di seputar Nevada, Amerika Serikat.
Pengujian ini dilakukan setelah mobil tersebut mengantongi izin beroperasi dari Department of Motor Vehicles (DMV) atau Pejabat Departemen Kendaraan Bermotor Amerika Serikat.
Ujicoba kali ini adalah serangkaian ujicoba Google Self-Driving Cars setelah sebelumnya dilakukan di dua wilayah yang berbeda yaitu Las Vegas dan Carson City.
Untuk merealisasikan mobil auto-pilotnya tersebut, Google menggandeng pabrikan Toyota di tipe Prius yang dimodifikasi dengan teknologi driver-less besutan Google. Teknologi tersebut dikembangkan profesor di Stanford University sekaligus Vice President Google, Sebastian Thrun.
Google Self-Driving Cars menempatkan alat sejenis radar laser yang diletakkan di atap mobil sebagai mesin pemindai. Radar ini memiliki fungsi untuk memindai pelbagai moda transportasi di jalan raya seperti : pejalan kaki, sepeda, motor, atau mobil. Tujuannya jelas, agar mobil auto-pilot ini bisa menghidarinya.
“Mobil ini mungkin akan sering membunyikan klakson, sebab dengan cara demikian maka kita akan menjadi aman,” terang direktur DMV, Bruce Breslow.
Rencananya mobile tanpa awak tersebut Google Self-Driving Cars akan siap dipasarkan pada tiga atau lima tahun mendatang. Untuk saat ini Google masih mengujicobakan dengan pengawasan ketat otoritas DMV.
DMV berencana untuk melisensikan mobil tanpa pengemudi milik publik. Sementara itu di negara-negara lain, aturan hukum untuk mobil tanpa pengemudi sedang dipertimbangkan, termasuk di negara bagian California.
"Kebanyakan kecelakaan lalu lintas disebabkan kekeliruan manusia. Melalui pemanfaatan komputer, sensor dan sistem lain, sebuah kendaraan otonom bisa menganalisa lingkungan sekitarnya lebih cepat dan lebih aman," papar Senator California, Alex Padilla.
sumber : www.teknolopusit.blogpsot.com